Hampir setiap orang tua mempunyai harapan agar anak tumbuh dengan pribadi berkualitas. Namun tidak sedikit dari mereka yang tidak tahu cara menumbuhkan karakter pada sang buah hati sehingga banyak anak yang tumbuh menjadi anak pembangkang atau nakal. Nah berikut ini ada sedikit Tips bagaimana Cara Menumbuhkan Karakter Pada Anak.
Cara Menumbuhkan Karakter Pada Anak – Menurut spikologi dari Klinik Spikologi AMG, Cawang, Mulia. Pembentukan karakter anak di mulai dari lingkungan keluarga. Sebab, anak akan mengikuti segala hal yang di dengar, di rasakan, serta di lihat dari orang sekitar. “Ketika anak melihat perlakuan yang tidak baik, ia akan mempunyai sikap yang tidak baik pula”. Kata Mulia, atau “Misalnya sang anak sering melihat pertengkaran orang tua”
Proses penumbuhan karakter, Mulia melanjutkan, sudah mulai kala si anak masih di dalam kandungan. Yakni dengan cara mengajak berbincang si calon anak. Sampai lahir, orang tua harus tetap mengajarkan hal positif. Sebab pada saat lahir, bayi harus merasakan nyamandi lingkungan keluarga. Dan ketika ibu cenderung mengabaikan, anak pun akan merasa tidak di sayang. “Meskipun bayi belum bisa bica tetap saja mereka punya persaan” Kata Mulia.
Orang tua juga harus memberikan contoh yang baik pada anak. Misalnya mengucapkan terimakasih ketika anak membantu atau memberikan sesuatu. ” Karena ketika anak sudah tau melakuakan sesuatu yang baik, ia akan berpikir dan bertindak yang baik pula”. Ujarnya “Anak akan memahami kenapa harus melakukan yang baik, sehingga karakter si anak akan terbentu dengan baik pula”.
Pada waktu sang anak melakukan kebaikan, orang tua harus memuji atau memberikan hadiah. Namun, jika sang buah hati melakukan kesalahan, misalnya berbohong, orang tua bisa memberikan hukuman, namun tidak berupa kekersan.
Orang tua juga bisa mengajak anak membuat kontrak pola asuh. Misalnya jika si anak melakukan kesalahan, tidak akan mendapatkan pujian atau hadiah. Sistem ini juga bisa mulai di terapkan pada saat buah hati berumur satu tahu. Karena pada usia satu sampai tiga tahunanak tengah berada pada masa ekplorasi, seperti menelaah lingkungan.
Pada masa ini pula orang tua berkesempatan untuk memberitahukan anak akan akibat dari kesalahannya, “Misalnya jangan memanjat, nanti jatuh”
Anak pun tidak bisa di larang begitu saja, harus ada alasan masuk akal si anak, jika tanpa alasan, bisa berdampak buruk bagi pembentukan karakter bagi anak. Sebab ia tidak akan mengerti akan kesalahan yang di lakukan ” Anak tidak tahu bahwa orang tua melarang nya, dan tidak akan tahu mana yang baik mana yang tidak”
Agar anak memahami nilai-nilai sosial, orang tua harus menanamkan pola ini secara konsisten. Kalau perlu memberikan sebuah konsekuensi. Misalnya disiplin dan meminta maaf kala melakukan kesalahan. Bila tidak anak akan gagal menyerap nilai sosial itu.
Cara Menumbuhkan Karakter Pada Anak – Menurut spikologi dari Klinik Spikologi AMG, Cawang, Mulia. Pembentukan karakter anak di mulai dari lingkungan keluarga. Sebab, anak akan mengikuti segala hal yang di dengar, di rasakan, serta di lihat dari orang sekitar. “Ketika anak melihat perlakuan yang tidak baik, ia akan mempunyai sikap yang tidak baik pula”. Kata Mulia, atau “Misalnya sang anak sering melihat pertengkaran orang tua”
Proses penumbuhan karakter, Mulia melanjutkan, sudah mulai kala si anak masih di dalam kandungan. Yakni dengan cara mengajak berbincang si calon anak. Sampai lahir, orang tua harus tetap mengajarkan hal positif. Sebab pada saat lahir, bayi harus merasakan nyamandi lingkungan keluarga. Dan ketika ibu cenderung mengabaikan, anak pun akan merasa tidak di sayang. “Meskipun bayi belum bisa bica tetap saja mereka punya persaan” Kata Mulia.
Orang tua juga harus memberikan contoh yang baik pada anak. Misalnya mengucapkan terimakasih ketika anak membantu atau memberikan sesuatu. ” Karena ketika anak sudah tau melakuakan sesuatu yang baik, ia akan berpikir dan bertindak yang baik pula”. Ujarnya “Anak akan memahami kenapa harus melakukan yang baik, sehingga karakter si anak akan terbentu dengan baik pula”.
Pada waktu sang anak melakukan kebaikan, orang tua harus memuji atau memberikan hadiah. Namun, jika sang buah hati melakukan kesalahan, misalnya berbohong, orang tua bisa memberikan hukuman, namun tidak berupa kekersan.
Orang tua juga bisa mengajak anak membuat kontrak pola asuh. Misalnya jika si anak melakukan kesalahan, tidak akan mendapatkan pujian atau hadiah. Sistem ini juga bisa mulai di terapkan pada saat buah hati berumur satu tahu. Karena pada usia satu sampai tiga tahunanak tengah berada pada masa ekplorasi, seperti menelaah lingkungan.
Pada masa ini pula orang tua berkesempatan untuk memberitahukan anak akan akibat dari kesalahannya, “Misalnya jangan memanjat, nanti jatuh”
Anak pun tidak bisa di larang begitu saja, harus ada alasan masuk akal si anak, jika tanpa alasan, bisa berdampak buruk bagi pembentukan karakter bagi anak. Sebab ia tidak akan mengerti akan kesalahan yang di lakukan ” Anak tidak tahu bahwa orang tua melarang nya, dan tidak akan tahu mana yang baik mana yang tidak”
Agar anak memahami nilai-nilai sosial, orang tua harus menanamkan pola ini secara konsisten. Kalau perlu memberikan sebuah konsekuensi. Misalnya disiplin dan meminta maaf kala melakukan kesalahan. Bila tidak anak akan gagal menyerap nilai sosial itu.
Comments
Post a Comment